Selasa, 14 Juni 2011

SLIDE

BAB I
PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang
Presentasi merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja, dengan tujuan untuk memberikan penjelasan yang tentang suatu topic oleh seorang presenter kepada audiennya. Termasuk di dunia pendidikan presentasi merupakan suatu kemutlakan yang harus dilakukan oleh seorang tenaga pendidik terhadap peserta didiknya di dalam proses pembelajaran, dengantujuan agar transfer knowledge dapat terjadi secara optimal.
Dalam proses presentasi ini, peranan media pendukung merupakan salah satu aspek yang dapat menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran tersebut, karena dengan adanya media pendukung, proses komunikasi dapat berlangsung dengan lebih baik. Salah satu jenis media pendukung tersebut adalah slide presentasi. Dengan berkembangnya teknologi komputer, maka peranan slide ini dapat digantikan oleh beberapa jenis aplikasi, salah satu yang paling popular dalah Microsoft Power Point.







1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada, yaitu:
• Apa pengertian slide?
• Apa manfaat penggunaan slide?
• Apa kelebihan dan kelemahan slide?
I. 3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah media pembelajaran.
1.3.2 Manfaat Penulisan
Agar Bapak/Ibu Guru maupun Calon Guru seperti layaknya tim penyusun makalah dapat memahami dan menggunakan slide agar hasil presentasi tercapai dengan baik.
I. 4 Metode Penulisan
Dari banyak metode yang kami–tim punyusun–ketahui, penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan guna mencari bahan dan materi makalah tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet).Kami menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data–data tentang topik ataupun materi yang kami gunakan untuk makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Slide
Slide (film bingkai) adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2x2 inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastik.Film bingkai diproyeksikan melalui slide projector. Jumlah film bingkai yang akan ditayangkan untuk suatu program tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, lama penayangan atau panjangnya program sangat bervariasi.
Program visual dapat dikombinasikan dengan suara yang dikenal dengan film bingkai bersuara. Pogram kombinasi film bingkai bersuara pada umumnya berkisar antara 10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar yang bervariasi dari 10 sampai 100 buah lebih. Berbeda dengan gambar yang disertai suara rekaman waktu tayangnya sudah tertentu, gambar yang tidak disertai suara dapat ditayangkan seberapa lama pun sesuai dengan kebutuhan dan isi pesan dan informayang ingin disampaikan melalui gambar tersebut.

II.2Prinsip Dasar Membuat Slide
Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi ketika membuat slide. Jika hal ini dilakukan, maka slide akan menjalankan fungsinya sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganggu yang mengalihkan perhatian audiens dari presentasi itu sendiri.
Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut:
1. Simpel
Slide yang simpel, sederhana, dan tepat sasaran adalah yang terbaik. Semakin rumit sebuah slide, maka audiens akan membutuhkan tambahan waktu hanya untuk mengerti slide tersebut.
2. Perlu atau tidak?
Untuk setiap lembar slide yang akan dibuat, tanyakan pada diri Anda apakah slide tersebut perlu? Apakah cukup 5 slide saja daripada 10 slide? Apakah slide yang satu dan yang lainnya dapat digabungkan?Apakah slide ini dapat digantikan dengan penjelasan singkat kepada audiens? Sering-seringlah mempertanyakan hal ini dan Anda hanya akan membuat slide yang benar-benar efektif dan efisien.
3. Latar belakang dan font mudah dibaca
Dengan beragamnya latar belakang slide yang dapatAnda gunakan dan ribuan font yang tersedia, ada kalanya kita tergoda untuk bereksperimen dengan bermacam pilihan.Hal tersebut boleh-boleh saja selama kombinasi latar belakang dan font yang digunakan mudah dibaca oleh audiens. Untuk pemilihan font disarankan maksimum 2 dalam sebuah slide dan bahkan dalam keseluruhan presentasi Anda.Font yang baik untuk presentasi adalah yang tidak menggunakan banyak hiasan pada ujung hurufnya seperti: Arial, Verdana, Trebuchet. Font yang menggunakan hiasan dapat digunakan sebagai judul slide atau teks-teks pendukung yang bukan merupakan body text.
4. Maksimum 7 baris teks
Jika Anda menjelaskan beberapa item dalam format bullet point, pastikan jumlahnya tidak lebih dari 7 dalam sebuah slide. Mengapa? Jumlah yang banyak akan membuat font menjadi lebih kecil sehingga sulit dibaca. Selain itu, bukankah slide digunakan sebagai ringkasan? Karenanya jika ada item yang lebih dari 7, usahakan dikurangi dan ringkaskan.
5. Gambar, grafik, dan diagram
Dalam presentasi, Anda akan mengandalkan kemampuan presentasi Anda sendiri dibantu slide presentasi sebagai pendamping. Ada satu kekuatan yang dimiliki slide yang tidak ada pada presenter paling handal sekalipun yakni menjelaskan sesuatu dengan gambar.Sebuah gambar yang tepat dapat mewakili ribuan kata jika harus dijelaskan. Karenanya manfaatkan dan gunakan gambar, grafik maupun diagram.
Gambar yang dipakai dalam slide harus relevan dengan isinya dan membantu memahami presentasi dalam konteks yang Anda harapkan. Jangan malah mengalihkan perhatian audiens ketika mereka bingung menghubungkan antara maksud gambar yang tampil dengan isi presentasi Anda.
Penggunaan grafik juga perlu perhatian sendiri. Ada berbagai jenis grafik mulai dari bar, pie chart, line, dan kombinasinya. Pemilihan jenis grafik yang benar akan memberikan dampak besar pada kemudahan audiens untuk mengerti isi presentasi Anda.
Adapun diagram akan sangat membantu ketika Anda menjelaskan langkah-langkah prose kerja dan hubungannya satu sama lain. Manfaatkan hal ini untuk memudahkan audiens memahami bagian yang sulit dari presentasi.
6. Gunakan kombinasi warna yang cukup
Keunggulan lainnya dari slide adalah Anda dapat menggunakan berbagai pilihan warna. Gunakan beberapa warna yang memiliki kontras cukup dan konsisten dalam slide Anda.Jangan gunakan warna yang berbeda-beda di setiap slide karena akan sangat mengganggu dan membuat Anda tampil tidak profesional. Pada saat menggunakan template dengan warna pilih template yang tidak menggunakan gambar latar yang terlalu kompleks sehingga tidak menyita tempat dan perhatian tersendiri dalam presentasi.





II.3 Langkah-langkah Pembuatan Slide
1. Membuka program
Klik tombol start > kemudian klik All Program > arahkan cursor ke Microsoft Office > dan klik file PowerPoint.
2. Mulai menulis
Setelah jendela PowerPoint (jendela presentasi/slide) muncul, sekarang tuliskan teks pada setiap frame sesuai naskah yang telah anda buat.
3. Memberi warna teks
Setelah judul presentasi anda ketik (dengan warna hitam), sekarang gantilah warna tulisan judul tersebut dengan warna yang lebih menarik. Ada beberapa hal yang perlu anda pertimbangkan dalam pemilihan warna, misalnya tingkat keterbacaan, kekontrasan, dan komposisi.
4. Membuat animasi teks
Anda bisa memanfaatkan fasilitas animasi yang ada pada Program PowerPoint untuk menambah efek gerakan pada teks atau gambar, anda bisa mengatur urutan dan waktu yang ada di Program PowerPoint. Tapi ingat, jangan terlalu banyak macam gerakan hingga justru mengganggu pesan yang akan disampaikan.
5. Memberi background pada tampilan slide
Agar tampilan slide anda lebih menarik, maka anda dapat memberi background yang anda inginkan pada setiap slide yang Anda buat.



II.4 Pembuatan Slide oleh Guru dan Siswa
Keunggulan umum slide sebagai media pembelajaran adalah mempermudahkan bagi guru dan siswa mereduksikannya. Kamera modern sangat sederhana operasinya, sehingga banyak fotografer amatir dapat memperoeh hasil yang bagus.
Untuk membuat slide kamu dapat mengikuti prosedur yang sama, tetapi mengganti film slide untuk menghasilkan cetakan. Sama dengan semua bahan-bahan produksi ditempat itu, slide yang dibuat oleh guru dan siswa telah disiapkan, dan secara kredibilitas kekurangannya lebih terjadi pada bahan-bahan umum.

II.5 Menghasilkan Tampilan Slide dengan Fotografi Digital
Sistem kamera digital secara cepat menggantikan film fotografi konvensional.Kamera digital telah dengan cepat menempatkan dirinya dalam dunia komputer.Secara luas dia digunakan untuk menangkap gambar, untuk disatukan kedalam dokumen yang dihasilkan oleh presentation software atau desktop piblishing.Image dibuat dengan teknologi yang dapat disusun dalam rangkaian dan ditunjukkan pada layar komputer sebaik yang ditunjukkan slide.

II.6 Menghasilkan Slide dengan Sistem Pengkopian Gambar
Banyak kamera dengan single-lens reflex (SLR) memiliki kombinasi zoom (pembesar) dan lensa mikro. Kita dapat mengambil gambar secara dekat menggunakan jarak makro, sehingga memudahkan kamu untuk mengkopi visual flat seperti peta, diagram, ilustrasi, dan obyek kecil tiga dimensi.Untuk memotret materi-materi itu, sematkan pada dinding atau tempatkan di atas permukaan yang horizontal.

II.7 Menghasilkan Slide dengan Komputer
Secara tradisional, slide telah dibuat dengan mengambil gambar orang, benda-benda atau image yang digambarkan dengan uraian pada seniman.Komputer-komputer sekarang memberikan kemampuan dalam pembangunan image grafis yang dapat menjadi sebuah slide.Ada program software yang secara khusus disesuaikan untuk menghasilkan image dengan resolusi sangat tinggi, ketajaman dan kejelasannya didefinisikan sebagai foto-foto.
Kualitas yang tinggi dihasilkan dengan mudah, dan penggunaannya yang fleksibel, membuat komputer ini menjadi populer dalam dunia pelatihan, dimana mereka digunakan untuk mempersiapkan sistem dan modul pembelajaran sendiri. Efek suara ditemukan untuk memberikan pengaruh sekuat mungkin pada video sebagai bagian dari hasil karya.

II.8 Penggunaan Slide Viewer
SlideViewer, merupakan fasilitas yang terdapat pada Power Point guna untuk mempermudah seorang desainer presesntasi dalam merancang dan membuat file slide. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel2.

Button ViewName Kegunaan
Normal View Untuk proses perancangan dan pembuatan sebuah slide Presentasi, untuk proses pengeditan, menambahkan catatan dan sebagainya
Slide Sorter View Untuk proses pengorganisasian slide, reviewing, penyusunan atau pengaturan timing dan transisi slide
Slide Show
Untuk menampilkan sebuah slide presentasi secara full screen, yang dimulai dari halaman slide yang saat ini dipilih




II.9 Rancangan Slide (Slide Design)
Rancangan slide, dapat dikonfigurasi dari awal, hal ini dimungkinkan, karena tersedianya fasilitas template untuk kebutuhan ini. Untuk mengaktifkan slide design dapat dilakukan langkah sebagai berikut:
a. Klik menu Format Slide Design, atau dengan mengklik ikon yang terdapat pada halaman toolbar, sehingga jendela slide design akan tampil pada sisi kanan halaman kerja.
b. Pada menu Slide designter dapat tiga pilihan komponen, masing-masing yaitu Design templates untuk mengaktif template yang ada dalam Power Point 2003, Color Schemes, digunakan untuk mengatur skema warna yang akan digunakan pada slide dan Animation Shceme, untuk mengatur tampilanan imasi pada saat slide dijalankan. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Design Template
a. Pada opsi Design Template, ditampilkan pilihan desain template yang tersedia. Seorang desiner dapat menggunakan salah satu design template yang tersedia ini sebagai tampilan halaman slidenya, dengan menggerakkan scrollbar secara vertical keatas atau kebawah.
b. Jika ingi nmenambahkan fasilitas design template, maka dapat dilakukan dengan mengklik opsi ,yang terdapat di bawah design template
c. Kemudian pilih salah satu folder template yang ada 1033 atau Presentation Design, kemudian pilih salah satu desain yang disukai.
2) Color Schemes
a. Opsi Color Schemes, digunakan untuk mengatur konfigurasi warna yang akan digunakan pada halaman slide, diantaranya konfigurasi warna
b. Konfigurasi warna ini dapat di edit sesuai dengan kebutuhan dan estetika pewarnaan yang akan diimple mentasikan, dengan mengklik tombol , yang terdapat dibagian bawah dari template color schemes.
c. Pada menu edit color schemes terdapat dua tab pilihan, yaitu standar dan custom.
d. Pada tab Standard, pilih salah satu warna standar yang akan digunakan, kemudian dapat dilihat efeknya pada halaman slide dengan menekan tombol ,jika dirasa telah cocok, maka dapat diaktifkan dengan menekan tombol , sedangkan untuk membatalkannya klik tombol .
e. Pada tab Custom, pengaturan color schemes dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan keinginan desainer slide.
f. Dengan pilihan konfigurasi warna custom, pengaturan warna dapat dilakukan terhadap komponen background, teksandlines, shadow, titletext, fill dan sebagainya.
g. Proses pengubahan warna dari masing-masing komponen warna kustom dapat dilakukan dengan mengklik komponen warna yang akan diuabah warnanya, kemudian kliktombol .
h. Pilih salah satu warna yang disukai, kemudian klik tombol
Lakukan hal serupa untuk setiap komponen kustom warna yang Ingin diubah warna standarnya.
3) Animation Schemes
a. Pada opsianimation schemes, terdapat pilihan skema animasi yang dapat diterapkan pada sebuah tampilan slide.
b. Untuk melihat efek yang ditimbulkan dari masing-masing skema animasi maka dapat dilakukan dengan mengklik tombol , guna melihat hasil preview dari animasi yang dipilih. Sedangkan untuk melihatnya secara full screen dalam format slide show, dilakukan dengan menekan tombol , dan jika skema animasi yang dibuat akan diterapkan pada semua slide, maka klik tombol .
c. Pembahasan tentang teknik animasi ini akan dibahas pada modul tersendiri.

II.10 Bagian-bagian Slide
• Slide Design Area
Lebih dikenal juga dengan sebutan work sheet area, yang merupakan area kerja yang digunakan untuk mendisain tampilan sebuah slide presentasi.
• Slide Template
Berisi sejumlah template atau desain bawaan yang diberikan oleh Microsoft.
• Slide Bookmark
Merupakan jendela kerja yang berisikan infromasi tentang desain slide yang dibuat, yang merupakan bentuk mini preview dari keseluruhan halaman slide yang akan digunakan. Tampilan slidebookmark ini tersedia dalam dua bentuk yaitu, slide dan outline.
• Slide Viewer
Merupakan fasilitias preveiw yang disediakan bagi seorang desainer, sehingga dapat melihat bentuk tampilan file slide presentasi yang dirancang secara langsung. Slide viewer ini dikelompokkan menjadi tiga jenis viewer, yaitu normal view, slided sorter view dan slide show viewer.

II. 11 Kekurangan dan Kelebihan Slide
• Kekurangannya :
1. Gambar dan grafik visual yang disajikan tidak bergerak sehingga daya tariknya tidak sekuat dengan televisi atau film. Oleh karena itu, visualisasi objek atau proses yang bergerak akan kurang efektif bila disajikan melalui media film bingkai.
2. Film bingkai terlepas-lepas,dan ini merupakan suatu titik keunggulan sekaligus kelemahannya, karena memerlukan perhatian untuk penyimpanannya agar film-film itu tidak hilang atau tercecer.
3. Meskipun biaya produksinya tidak terlihat mahal, film bingkai masih memerlukan biaya lebih besar daripada pembuatan media foto, gambar, grafik, yang tidak diproyeksikan.
• Kelebihannya :
1. Urutan gambar (film bingkai) dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
2. Isi pelajaran yang sama terdapat dalam gambar-gambar film bingkai dapat disebarkan dan digunakan tempat secara bersamaan.
3. Gambar pada film bingkai tertentu dapat ditayangkan lebih lama dan dengan demikian dapat menarikperhatian dan membangun persepsi siswa yang sama terhadap konsep atau pesan yang ingin disampaikan.

4. Film bingkai dapat ditayangkan pada ruangan masih terang (tidak terlalu benar-benar gelap). Jika tidak terdapat layar khusus, dinding pun dapat dijadikan tempat proyeksi gambar.
5. Film bingkai dapat menyajikan gambar dan grafik untuk berbagai bidang ilmu kepada kelompok atau perorangan dengan usia yang tidak terbatas.
6. Film bingkai dapat digunakan sendiri atau digabung dengan suara / rekaman. Baik film bingkai bersuara maupun yang tidak, dapat diubah.
7. Film bingkai dapat menyajikan peristiwa masa lalu atau peristiwa di tempat lain. Di samping itu, dengan film bingkai, objek yang besar, berbahaya, atau terlalu kecil untuk dilihat dengan mata dapat ditayangkan dengan jelas.





II.12 Manfaat Penggunaan Slide
• Sebagai alat bantu, slide dibutuhkan untuk menjelaskan sesuatu yang cukup sulit jika harus dijelaskan dengan kata-kata.
• Slide juga membantu memberikan ringkasan dari apa yang disampaikan sehingga lebih mudah dipahami oleh audiens.
• Slide juga membantu mempermudah guru dalam menyampaikan pesan kepada peserta didiknya.
• Penyampaian pembelajaran lebih menarik.














BAB III
PENUTUP


III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
• Slide (film bingkai) merupakan suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2x2 inci.
• Keunggulan umum slide sebagai media pembelajaran adalah mempermudahkan bagi guru dan siswa mereduksikannya.
• Selain memiliki banyak kelebihan, slide juga meliki kekurangan. Slide ini tidak serba cocok untuk semua jenis dan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, guru atau pengajar memahami benar bagaimana karakteristik slide tersebut.

MEDIA VISUAL

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Seiring denan berkembangnya zaman ditandai deng kemajuan teknologi, dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan jenjang – jenjang pendidikan harus dapat dilfleksibel mengikuti perkembangan kemajuan yang ada. Sesuai dengan kurikulum tingkatsatuan pendidikan ( KTSP ) yang berlaku sekarang, menyebutkan salah satu prinsipnya yaitu tanggap terhhadap ilmu pengetahuan,teknologi da seni. Itu artinya bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum serta pembelajarannya harus memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan berkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Aplikasi dari hal tersebut adalah penggunaan media pembelajaran khsusnya media visual, mengapa demikain? . Karena media visual menampilkan gambar dan penyajian secara jelas dan bermakna maka peserta didik akan dapat menyerapmakna dari pambelajaran itu. Oleh karena itu, supaya pembelajaran dapat bermakna, efektif dan berlandaskan PAKEM, maka diadakannya pembelajaran dengan menggunakan multimedia.

1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, terdapat beberapa masalah yang akan dikaji penulis dalam pertanyaan sebagai berikut;
1. Apa pengertian media visual dalam pembelajaran
2. Bagaimana prinsip pemilihan media visual dalam pembelajaran
3. Apa manfaat media visual, macam medi visual, kelemahan dan klebihan media visual

1.3 Tujuan Penulisan
Dapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah;
1. Untuk memenuhi tugas dari matam kuliah media pembelajaran
2. Untuk mendeskripsikan pengaplikasian media visual dalam pembelajran
3. Untuk mendeskripsikn pengaruh serta keefektivitasan penggunaan media visial dalam pembelajaran




1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan dari makalah ini adalah:
1. Bagi penulis, terpenuhinya tugas dari mata kuliah media pembelajaran. Bagi penulis dan pembaca dapat mengetahui keefektivitasan penggunaan multimedia dalam pembelajaran di sekolah dasar
2. Bagi Guru dan calon Guru , dapat mengetahui pengaplikasian media visual secara edukatif, penulisan makalah ini dapat menjadi acuan untuk inovasi pembelajaran.





















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian media visual
Di dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal media pembelajaran, media pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan- pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan.kemudian media dapat di bagi dalam berbagai macam,saah satuny adalah media visual.
Media visual merupakan penyampaian pesan atau informasi secara teknik dan kreatif yang mana menampilkan gambar, grafik serta tata dan letaknya jelas,sehingga peneria pesan dan gagasan dapat diterima sasaran.
Apabila dikaitkan antara media visual dan pembelajaran maka pembelajaran itu akan menarik, efektif dan efesien apabila menggunakan media visual sebagai sebagai media pembelajaran nya.dipilih media visual karena kita harus ingat bahwa peserta didik khususya nak-anak terutama siswa sekolah dasar karena mereka masih berfikir konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan harus mereka buktikan sendiri dengan mata mereka, kemudia media visual merupakansumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang di buat secara menarikdalam bentuk kombinasi gambar,teks,gerak dan animasi yang di sesuaikan dengan usia peserta didik yang dapat menarik peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran akan menyenangka dan tidak menjenuhkan.

2.2 Manfaat media visual
Manfaat media visual dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda tergantung dari factor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak,seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong,dan sebagainya.media pembelajaran dapat mengatasi hal tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari.maka obyeknyalah yang di bawa ke peserta didik. Obyek yang di mkasud bias dalam bentuk nyata, miniature,model, maupun bentuk gambar-gambaryang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media visual memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
3. Media visual dapat menanamkan konsep dasar,yang benar ,konkrit dan realistiskan.
4. Media visual membangkiktan .keinginan dan minat baru
5. Media visual akan mengakibatkan perubahan efektif ,kognitif dan psikomotorik
6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

Dengan demikian media visual sangatlah berperan penting dalam proses belajar mengajar.karena media visual memiliki peran yaitu memudahkan dalam penyampaian materi kepada peserta didik .peserta didik akan terbantu dalam memahami materi yang komplek. Pemanfaatan media visual juga berperan bagi peserta didik.

2.3 Prinsip-prinsip pemilihan media visual

Seperti yang telah di jelaskan diatas, media visualh sangat banyak manfaat serta fungsi apalagi media berbasis visual. Kita harus ingat bahwa manusia,khususnya siswa dapat menyerap suatu materi apabila materi yang diberikan dikemas dalam bentuk yang menarik dan mengesankan, sehingga materi yang mereka simak akan terus teringat-ingat di benak mereka.untuk itu,hadirkanlah media khususnya media visual dalam jenjang pendidikan trtentu,contohnya sekolah dasar, dengan maksud supaya pembelajaran menjadi lebih bermakana dan menarik serta tetap menguat system PAKEM (pembelajaran masa aktif kreatif , efektif ,dan, menyenangkan)
Supaya pembelajaran dapat bermakna, bukan hdi hanya media yang menjadi factor pendukungnya. Tetapi peranan guru atau pendidik sebagai motivator atau fasilitatorpun menjadi factor yang sangat penting, karena pendidik harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk dapat menumbuh kembangkan kreativitas siswa sehingga aka terasa kebermaknaan nya suatu pembelajaran.serta guru harus menguasai betul bagaimana menerapkan media yang sesuai.
Secara garis besar prinsip pemilihan media visual di kategorikan sebagai berikut :
1. Ketepatan dalam pemilihan media visual,dimana menyebabkan proses pembelajaran menjadi lancer dan materi yang disamapaikan dapat dipahami oleh peserta didik
2. Buatlah media visual agar efektif yaitu bentuk media visual dibuat sesederhan mungkin agar mudah di pahami.
3. Media visual yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
4. Medi visual harus bersifat fleksibel, sehingga tidak menyulitkan peserta didik dalam memahami materi
5. Gunakan gambar untuk membedakan dua konsep yang berbeda
6. Keterangan gambar harus dicantumkan secara garis besar dan penggunaan warna harus realistic
2.4 kelebihan dan kekurangan media visual
Seperti kita ketahui, media merupakan alat yang menhubungkan kita dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang terjadi di sekeliling kita. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa media adalah sumber informasi utama bagi semua orang di dunia.
Namun setiap media tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satunya yaitu media visual.kekurangan dan kelebihan media visual dapat di kategorikan sebagai berikut:
 Kelebihan media visual:
1. Repeatable, dapat dibaca berkali-kali denga menyimpannya atau mengelipingnya.
2. Analisa lebih tajam,dapat membuat orang benar-benr mengerti isi berita dengan analisa yng lebih mendalam dan dapt membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.

 Kekurangan media visual :
1. Lambat, dan kurang praktis
2. Tidak adanya udio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak dapat didengar .sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan.
3. Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili isi berita.
4. Produksi, biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat.
2.5 Macam-macam media visual
a. Media yang tidak diproyeksikan
1. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.

2. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan
.
3. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:


1) gambar / foto: paling umum digunakan
2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.

3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.

4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.

5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.




b. Media proyeksi
1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP).
Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
Membuat sendiri secara manual
2. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

2.6 Penggunaan media visual dalam proses belajar mengajar
Kehidupan seorang siswa di lingkungan sekolah, maupun kehidupan seorng mahasiswa dilingkungan perguruan tinggi. Disatu sisi tampak nya merupakan salah satu bagian suatu kehidupan yang sangat menyenangkan, tapi mungkin pula menjadi hal yang sangat mencemaskan.setiap hari merek dapat belajar dengan bebas, mengikuti kegiatan belajar dikelas,belajar diperpustakaan ,dan lain- lain yang semuanya merupakan masukan bagi perkembangan pengetahuannya.
Dilain sisi siswa atau mahasiswa juga dituntut menyelesaikan seluruh tugas sekolah maupaun kuliah, yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar.hal yang menjdi kendala bagi mereka apabila pelajaran yang diterimanya itu sulit untuk dipahami, mungkin karena dalam proses beljar mengajar tersebut kurang menarik,membosankan, materi yang diberikan bersifat monoton, sehingga hal ini menjadi masalah yang serius untuk membuka jalan penyelesaian ,baik bagi guru dilingkungn sekolah maupun di perguruan tinggi.
Hal ini jelas dirasakan siswa / murid karena kenyataan sekarang adalah sangat langka guru yang menggunakan media pembelajaran didala melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar, padahal salah satu konsep kunci operasional pembelajaran yang harus di hayati oleh seorang guru atau pendidik adalah bagaimana cara mendesain pembelajaran agar dapat berjalan seefektif dan seefesien mungkin untuk mencapai tujuan (porwanto, 1989: 15).persoalan ini tampak kelihatan mudah, tapi sesungguhnya merupakan kegiatan yang sulit. Sebab membutuhkan profesionalisme dan penghayatan yng seksama menyangkut aspek- aspek kompetensi belajar dan mengajar.
Guru dituntut bersikap profesionalisme dan kompetensi dalam pembelajaran, sebab gurulah yang menjadi kunci yang menentukan arah, proses dan aktivitas pembeljaran itu (slameto, 1997: 25).sementara itu kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan bahan perbincangan sebagai pencerminan dari kondisi pendidikan kita saat ini yang fenomenal dan problematic. Keduanya merupakan sasaran usaha pembaharuan atau reformasi pendidikan nasional. Betapa tidak, kedua masalh tersebut sulit di tangani secara tuntas, sebab terkait dengan variable lain sebagaimana yang di sebutkan diatas.disamping itu terjadinya krisis dimensional yang melanda kehidupan berbangsa, yang sedikit bermuara pada penurunan kualitas pendidikan.
Karena itu tidak heran kalau masalah pendidikan tidak pernah tuntas dimanapun, bahkan dinegara-negara maju sekalipun.
Diantara komponen pembelajaran yang sering berbenturan dengan persoalan –persoalan pendidikan adalah guru dalam kaitannya dengan tugas,mengola interaksi dalam proses belajar mengajar termasuk segala system yang mengikat untuk bagaimana proses belajar mengajar dapat membawa hasil maksimal sebagai mana yang di inginkan.
Salah satu jalan yang di tempuh alah dengan menggunakan berbagai media pembelajran dalam proses belajar mengajar, baik media audio maupun media visual dan lain-lain yang dapat menunjang terlaksananya proses pembelajaran yang baik.











KESIMPULAN
Media visul adalah penyimpangan pesan atau informasisecara teknik dan kreatif mana menampilkan gambar, grafis serta tata dan letaknya jelas, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima sasaran.
Apabila dikaitkan antara media visua dan pembelajaran mak pembeajaran itu dapat menarik, efektif dan efisien apabila mengguakn media visual sebagai media pembelajarannya. Dipilih media visual karena kita harus ingat bahwa peserta didik khususnya masa kanak – kanak terutama siswa sekolah dasar karena mereka masih berfikir konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan harus mereka bktikan sendiri dengan mata mereka, kemudian media visual merupakan sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran dibuat secara menarik dalam bentuk kombinasi gambar, teks, gerak dan animasiyang disesuaikan dengan usia peserta didik yang dpat menari minat peserta didik dalam belajar, sehingnga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak menjenuhkan.

OHP

BAB I
PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang
Dalam pendidikan, sering menggunakan alat bantu atau media yang digunakan sebagai bahan ajar untuk memudahkan siswa menangkap materi. Dalam hal ini membutuhkan kreatifitas guru.
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, seorang guru pasti menghadapi kendala – kendala, misalnya setiap siswa memiliki kemampuan berfikir dan tingkat kecerdasan yang berbeda – beda, maka dari itu media pembelajaran sangat dibutuhkan.
Kita menyadari bahwa tidak semua peristiwa instruksional dapat berjalan lancar hanya dengan komunikasi verbal saja. Kita harus mampu memanfaatkan berbagai saluran dan cara berkomunikasi untuk menghasilkan instruksional yang efektif. Dan dari kesadaran itulah makalah ini dibuat sebagai dasar Pembelajaran OHP yang bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran antara guru dan murid.







I. 2 Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pendidikan
2. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari OHP
3. Memberi pengetahuan cara menarik perhatian siswa dalam proses belajar

I. 3 Metode Penulisan
Dari banyak metode yang kami–tim punyusun–ketahui, penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan guna mencari bahan dan materi makalah tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Kami menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data–data tentang topik ataupun materi yang kami gunakan untuk makalah ini.

1.4 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud overhead proyektor?
2. Manfaat penggunaan OHP
3. Menjelaskan kelebihan dan kelemahan OHP?





BAB II
PEMBAHASAN

II. 1 Pengertian OHP (Overhead proyektor)
Overhead proyektor mulai dikembangkan pada akhir perang dunia ke-2 dan dirancang khusus sebagai media untuk penggunaan diruang kelas. Hal itu terlihat dari cirinya yang mengandalkan tenaga listrik dan lampu proyektor untuk memproyeksikan gambar atau benda. Kemudahan dalam mengoperasikannya, membuat media ini menjadi salah satu media terbaik dan terpopuler yang pernah dirancang untuk mengajar dan bentuk presentasi lainnya.
OHP merupakan salah satu media instruksional yang cukup efektif dalam menjelaskan konsep-konsep penting yang sulit di diskusikan atau di ajarkan apabila hanya dengan menggunakan papan tulis. Daya tarik luar biasa telah di tampilkan OHP karena kemampuan media tersebut dalam memanipulasi benda yang diletakkan di atasnya. Kemampuan inilah yang sebetulnya tidak dimiliki oleh peralatan proyeksi lainnya.
OHP adalah salah satu alat yang digunakan untuk memproduksi atau memproyeksikan gambar atau visual yang ada di dalam transparansi diatas permukaan kaca yang apabila lampu OHP dinyalakan maka transparansi tersebut akan terproyeksikan. Kemampuan lensa yang ada didalam OHP memungkinkan pantulan gambar atau tulisan menjadi lebih besar dari aslinya dan tampil dengan cahaya yang cemerlang.


OHP memang dirancang khusus untuk suatu suatu kelas atau ruangan tertutup. Oleh karena itu penggunaan OHP akan efektif bila memenuhi persyaratan tertentu. Jumlah siswa tidak lebih dari lima puluh orang kecuali jika pembesaran proyeksi memungkinkan siswa yang duduk paling belakang mampu membacanya, gangguan sinar matahari dari luar ruangan harus di kendalikan. Jika tidak maka proyeksi dilayar akan kurang jernih dan tidak tajam. Lampu ruangan pun seharusnya tidak terlalu terang agar proyeksi tidak terganggu oleh cahaya lampu tersebut. Pengaturan tempat duduk dan desain transparansi juga turut berperan dalam mengefektifkan pesan yang di sampaikan.
Perangkat OHP berbentuk empat persegi panjang dengan bermacam-macam ukuran, yang berisikan lampu lensa, kaca, kipas angin kecil dan tombol “on & off”. Singkatnya OHP memang sangat sesuai untuk siapa saja dan dalam kegiatan apa saja karena kemudahan dan portabilitasnya
II.2 Kegunaan Over Head Projector (OHP)
OHP berguna untuk memproyeksikan transparan kea arah layar, dengan hasil gambar yang cukup besar.
OHP secara umum digunakan untuk :
1. Pengganti papan tulis dengan menggunakan pen khusus yang ditulis pada lembaran transparan.
2. Tempat menunjukkan bayangan suatu benda.
3. Untuk mendemonstrasikan suatu percobaan
4. Tempat menunjukkan transparan yang telah disiapkan.



II. 3 Manfaat Penggunaan OHP
Berbagai manfaat penggunaan OHP, yaitu sebagai berikut :
1. Penyampaian pembelajaran lebih menarik.
2. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
3. Lama waktu pembelajaran dapat dipersingkat.
4. Kualitas belajar dapat ditingkatkan.
5. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan.
6. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
7. Peran guru dapat berubah ke arah yang positif.
Selain itu juga, OHP biasa digunakan sebagai alat perangkat presentasi. Penggunaan OHP dalam persentasi bermanfaat, seperti materi persentasi dapat bisa diubah saat itu juga. Atau, bila ada masukkan dari audiens, bisa langsung mencantumkannya ke bahan persentasi.
II.4 Macam – macam OHP
1. OHP Tipe standar ( standar lecture head type )
Pada OHP model ini lampu replektor dan kipas pendingin ditempatkan dalam kotak bagian bawah. Hal ini yang menyebabkan bentuk dan ukurannya menjadi besar dan mengurangi kepraktisannya. Kepala proyektor adalah suatu bagian yang berisi lensa – lensa objektif dan kaca pemantul untuk mengarahkan sinar ke arah layar. Kelebihan OHP jenis ini adalah lebih tahan untuk nyala lebih lama, karena udara panas akibat nyala lampu dapat dihembuskan keluar oleh kipas angina.


2. OHP Tipe prortable ( dapat dilihat dan ringan dibawa )
Bentuk OHP jenis ini lebih camping dan bersifat portable. Pada OHP jenis ini, lampu proyektor dipasang menjadi satu dengan lensa. Tipe ini tidak dilengkapi dengan kipas pendingin, jadi, tidak diperlukan lagi bagian kotak besar seperti pada jenis OHP tipe standar. Oleh karena itu OHP jenis ini dapat dibawa kemana - mana. Namun, jenis OHP ini mudah panas sehingga jika terlalu lama dinyalakan lampunya mudah putus.

II.5 Teknik – Teknik Penyajian
1. Pada waktu penggunaannya, guru dapat melakukannya sambil berdiri
2. Bila scalar kipas pendingin lampu ditekan, sinar OHP langsung menimpa layar.
3. Pada waktu menjelaskan pada transparan OHP, gunakan petunjuk atau pensil kea rah bagian – bagian pentinh yang sedang di sajikan.
4. Bila guru telah selesai menjelaskan tahap demi tahap penyajian penggunaan OHP, lalu guru akan menjelaskan lebih lanjut maka matikan dahulu OHP dan alihkan perhatian siswa ke guru.
5. Penjelasan lebih lanjut mengenai hal – hal penting perlu ditekankan pada waktu penyajian menggunakan OHP.






II.6 Penggunaan OHP
1. Dengan alat penunjuk
Dengan menggunakan pensil atau pointer, guru dapat menekankan perhatian siswa pada hal – hal yang penting.
2. Menulis langsung
Menulis di atas transparan pada waktu menyajikan sangat menarik perhatian bahkan pada transparan yang telah disiapkan sebelumnya, dapat ditambahkan tulisan dengan pena khusus.
3. Menunjukan dengan membuka sedikit demi sedikit.
4. Menutup bagian yang belum diproyeksikan.
5. Penyajian dengan tumpang tindih.
6. Menghidupkan dan mematikan
II.7 Kelemahan dan Kelebihan OHP
1. Kelebihan penggunaan OHP
Overhead proyektor merupakan salah satu media yang sangat mudah diperoleh oleh setiap orang. Hanya dengan menekan tombol on atau off lalu menyesuaikan lensa agar proyeksinya terfokus pada layar maka OHP telah siap digunakan.





OHP memiliki beberapa keuntungan utama yang tidak dimiliki oleh media instruksional lain, diantaranya :
1. Mudah dioperasikan.
2. Memudahkan posisi mengajar
3. Tidak perlu mengubah cahaya lampu
4. Hemat waktu
5. Dapat digunakan kembali
6. Mudah disimpan
7. Kemampuan memproyeksikan benda nyata
8. Kemampuan menggantikan papan tulis
9. Bebas polusi
10.Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang.
11. Dapat menjangkau kelompok yang besar.

2. Kelemahan penggunaan OHP
Kelemahan OHP diantaranya tidak bisa dipakai, dalam kondisi atau keadaan tertentu, misalnya saja OHP memerlukan tenaga listrik untuk menyalakan dan tergantung pada plastik bening yang digunakan untuk transparansi. OHP juga menuntut perhatian khusus untuk menghindari kerusakan pada saat medium digunakan.
Kelemahan lainnya adalah bahwa OHP tidak memproyeksikan tulisan atau gambar langsung dari buku, majalah, dsb. Sebelum diproyeksikan bahan- bahan tersebut harus diproduksi diatas sebuah transparansi. Disamping itu transparansi hanya dapat menampilkan gerakan-gerakan yang sangat terbatas.



PENUTUP
BAB 3

III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil keputusan sebagai berikut :
1. OHP merupakan salah satu media instruksional yang cukup efektif dalam menjelaskan konsep-konsep penting yang sulit didiskusikan atau diajarkan hanya dengan menggunakan papan tulis.
2. OHP merupakan lembaran plastik bening yang penyajiannya harus menyatu dengan OHP, dan sebagai tempat untuk menulis materi atau gambar yang akan diajarkan atau di sampaikan.
3. Kelebihan OHP :
- Mudah dioperasikan
- Tidak perlu mengubah cahaya lampu
- Memiliki efek dinamis, dll
5. Kelemahan OHP
- Tidak bisa dipakai dalam kondisi tertentu
- Tidak bisa memproyeksikan tulisan atau gambar langsung dari buku atau majalah, dll





DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, N & Rivai, A. 1992. Media Pembelajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Bandung.
Sadiman, A.S, Rahardjo, R. Haryono, A & Radjito. 1990. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemenfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
WWW. GOOGLE.COM

MEDIA NON PROYEKSI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada umumnya keberadaan media muncul karena keterbatasan kata-kata, waktu, ruang, dan ukuran. Ditambahkan juga bahwa media pembelajaran berfungsi sebagai sarana yang mampu menyampaikan pesan sekaligus mempermudah penerima pesan dalam memahami isi pesan.
Sebagaimana yang kita ketahui komunikasi tidak akan berjalan tanpa adanya bantuan dari sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan di komunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitor atau sumber lain kedalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal maupun simbol non verbal atau visual. Dengan demikian media pembelajaran visual ini kami gunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa SD dalam pembentukan keterampilan diri dalam kecepatan berhitung dasar.
Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan di atas maka penulis menyusun makalah yang bertema “Media Pembelajaran Visual“.

1.2 Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan media visual?
b) Sebutkan fungsi dan manfaat media visual?
c) Sebutkan beberapa pengenalan media visual?
d) Bagaimana cara membuat media visual?





1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
a) Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen pembimbing Rohman S.Pd sebagai tugas akhir semester.
b) Untuk memberikan wawasan kepada pembaca tentang media pembelajaran visual dalam pengajaran pada anak kelas II SD.
c) Untuk mengetahui adanya interaksi pengaruh penggunaan media pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar mata pelajaran Matematika.

1.4 Manfaat
Bagi penulis dan pembaca:
Dapat menambah ilmu pengetahuan, informasi dan motivasi yang baik dan bekal menjadi seorang guru yang profesional dan berkompeten, dengan memanfaatkan apapun yang dapat dijadikan sebagai media yang tepat demi kelancaran proses belajar pembelajaran.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MEDIA NON PROYEKSI
Media pandang non proyeksi merupakan media yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar, baik yang berkarakter dua dimensi maupun tiga dimensi. Media ini tidak memerlukan listrik ataupun menggunakan proyektor.
2.2 FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA NON PROYEKSI
Media non proyeksi memiliki fungsi dan manfaat, yaitu
Untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, serta dengan simbol-simbol.

2.3 PRINSIP-PRINSIP MEDIA NON PROYEKSI
Adapun prinsip-prinsip media non proyeksi adalah sebagai berikut:
 Teks dibaca secara linear
 Menampilkan komunikasi secara satu arah dan reseptif
 Ditampilkan secara statis atau diam
 Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasan . Berorientasi atau berpusat pada siswa.
Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan dalam belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa secara individual. Sedang lembaga pendidikan dan para pengajar berfungsi dan berperan sebagai penunjang saja. Sistem pendekatan yang berorientasi pada siswa ini didesain sedemikian rupa. Sehingga siswa dapat belajar dengan sistem yang luwes yang diarahkan agar siswa dapat membentuk gaya belajarnya masing-masing.

2.4 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MEDIA NON PROYEKSI



Kelebihan:
Dapat menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar dan mempermudah menangkap materi yang diberikan, mudah didapat, dan bentuknya bervariasi.
Kelemahan:
Tidak adanya audio, lambat, kurang praktis dan lain-lain.

2.5 MACAM-MACAM MEDIA NON PROYEKSI
I. Media yang tidak diproyeksikan.
a. Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut dapat dihadirkan di ruang kelas, sehingga siswa dapat melihat langsung ke obyek.
Kelebihan dari media realita ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
Contoh dalam matematika adalah bentuk kubus yang langsung dibawa ke depan kelas.
b. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
Contoh dalam matematika adalah kerangka kubus yang menyerupai benda sesungguhnya.
c. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal.



Jenis-jenis media grafis adalah:
1) Gambar / foto
Media grafis paling umum digunakan dalam PBM, karena merupakan bahasa yang paling umum dan dapat mudah di mengerti oleh peserta didik.

Kelebihan media ini adalah:
1. Sifatnya kongkrit, lebih realistik di banding dengan media verbal
2. Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua
3. Murah harganya tidak perlu memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya
Kelemahan media ini:
1. Gambar / foto hanya menekankan persepsi indra mata
2. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar
Contoh dalam matematika:



2) Sketsa
Gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail.
Kelebihan:
Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
Kelemahan:
Gambarnya belum sempurna.
Contoh dalam matematika:


3) Diagram / skema
Gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, secara garis besar dan menunjukkan hubungan antar komponennya atau proses yang ada pada diagram tersebut.
Kelebihan:
Diagram ini menyederhanakan yang komplek-komplek sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
Kelemahan:
1. Simbol dan abstrak, kadang-kadang sulit di mengerti
2. Untuk dapat membaca diagram di perlukan keahlian khusus dalam bidangnya tentang isi tersebut
3. Walaupun sulit di mengerti, karena sifatnya yang padat diagram dapat memperjelas arti
Ciri-ciri diagram yang baik;
1. Benar, diagram rapihd dan disertai dengan keterangan yang jelas
2. Cukup besar dan di tempatkan secara strategis
3. Penyusunannya di sesuaikan dengan pola baca yang umum dari atas kebawah atau kiri ke kanan



4) Bagan / chart
Menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.

5) Grafik
Grafik adalah penyajian kembali data-data yang berupa angka-angka dalam bentuk visual simbiolis (Lambang visual).
Macam-macam grafik;
1. Grafik garis (Line grafh)
Yaitu grafik yang paling dapat menggambarkan data secara tepat, dapat menggambarkan hubungan antara dua kelompok data dan dapat digunakan untuk data-data yang kontiyu.
2. Grafik batang
Dalam grafik ini jumlah data di pertunjukkan dalam bentuk gambar.

Yang perlu di perhatikan dalam grafik ini yaitu;
# simbol gambar yang di pakai sendiri (self explanatory)
# jumlah data yang diperlihatkan melalui jumlah gambar
# jumlah besar kecilnya gambar akan dapat dibaca apabila dibawah gambar tersebut diberikanangka yang sebenarnya.







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan menggunakan media visual secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Sehingga menimbulkan gairah belajar, memungkinkan interaksi langsung antara siswa, lingkungan, kenyataan, dan memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Penggunaan media visual dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media visual pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit.

A. Saran
Kami selaku penulis menyarankan agar pembaca menggunakan media visual pembelajaran ini secara tepat dan bervariasi yang sesuai dengan tingkat dan kemampuan berpikir anak didik.
Untuk menyampaikan pesan pembelajaran dari guru kepada siswa, sebaiknya guru juga menggunakan alat bantu mengajar (teaching aids) berupa gambar, model, atau alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta dapat memp-ertinggi daya serap siswa.

MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan pembelajarannya, sehingga peningkatan pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara rasional.
Pendidikan adalah investasi jangka panjang, karena hasil dari proses pendidikan akan dirasakan baik untuk saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Kondisi yang akan datang dapat dibentuk melalui pendidikan yang sedang kita lakukan sekarang, artinya bahwa pendidikan harus dapat menyiapkan dan menjawab tantangan dan kebutuhan di masa yang akan datang.
Di era globalisasi seperti sekarang ini, disadari atau tidak pengaruhnya semakin terasa dengan semakain banyaknya saluran informasi dalam berbagai bentuk media. Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Di negara maju, media telah mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu. Waktu terpanjang yang paling berpengaruh itu adalah waktu yang digunakan di dunia pendidikan khususnya untuk sekolah. (Miarso, 1989).
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendukung keberhasilan proses belajar mengajar itu.

I. 2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah media pembelajaran juga agar Bapak/Ibu Guru maupun Calon Guru seperti layaknya tim penyusun makalah dapat menerapkan berbagai macam media pembelajaran agar kompetensi yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

I. 3 Metode Penulisan
Dari banyak metode yang kami–tim punyusun–ketahui, penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan guna mencari bahan dan materi makalah tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Kami menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data–data tentang topik ataupun materi yang kami gunakan untuk makalah ini.

I. 4 Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami–tim penyusun–miliki serta sesuai rujukan materi yang harus dibahasa dalam makalah ini yang diberikan oleh dosen pengasuh mata kuliah media pembelajaran yang juga sebagai pemberi tugas, maka ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan pengertian media pembelajaran, fungsi dan manfaat media pembelajaran, pengenalan beberapa media pembelajaran, pemilihan media pembelajaran dan penggunaannya.









BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Pengertian Media Pembelajaran
,Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6) . Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis (dalam Sadiman, 2002: 6). Sedangkan menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002: 6). Menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005: Menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secaratepat guna dan berdayaguna. Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
Media Pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus memilihnya dengan cermat. Dalam kegiatan belajar mengajar, swring pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan denga istilah-istilah seperti : Bahan Pembelajaran (instructional material), Komunikasi Pandang-dengar (Audio-Visual Communication), Alat Peraga Pandang (Visual education), Alat peraga dan media penjelas.



Beberapa kesimpulan dari peristilahan pembelajaran :
a. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
b. Media pembelajaran memiliki pengertian non-fisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas.
c. Media memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras) yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indra.
d. Media pembelajaran dapat digunakan secara masa (misalnya radio,televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, vidio, OHP) atau peroranga (misalnya buku, komputer, radio tape, kaset, video recorder)













II. 2 Fungsi dan Manfaat
Fungsi Media Pembelajaran Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Walaupun ada hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media, seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pebelajar, dan tugas atau respon yang diharapkan dari pebelajar (Arsyad, 2002). Sedangkan menurut Criticos (1996), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi materi ajar, rangkaian dan strategi pembelajaran adalah kriteria untuk seleksi dan produksi media. Dengan demikian, penataan pembelajaran (iklim, kondisi, dan lingkungan belajar) yang dilakukan oleh seorang pengajar dipengaruhi oleh peran media yang digunakan.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986). Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini dikatakan bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.
Sadiman, dkk (1990) menyampaikan fungsi media (media pendidikan) secara umum, adalah sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual;
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat film, video, fota atau film bingkai;
3) Meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa; dan
4) Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.

Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbul visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal).
Dengan menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) Dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka;
2) Makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan;
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan
4) Siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.
Berdasarkan atas beberapa fungsi media pembelajaran yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar terhadap alat-alat indera. Terhadap pemahaman isi pelajaran, secara nalar dapat dikemukakan bahwa dengan penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman yang lebih baik pada siswa. Pebelajar yang belajar lewat mendengarkan saja akan berbeda tingkat pemahaman dan lamanya “ingatan” bertahan,

dibandingkan dengan pebelajar yang belajar lewat melihat atau sekaligus mendengarkan dan melihat. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa pebelajar ke dalam suasana rasa senang dan gembira, di mana ada keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup, yang nantinya bermuara kepada peningkatan pemahaman pebelajar terhadap materi ajar.
Sedangkan secara lebih spesifikasi manfaat media pembelajaran yang telah terakumulasi dari beberapa pendapat pakar adalah:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
1. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Media pembelajaran dapat membantu siswa
menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh.
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.


7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain sebagainya.


II. 3 Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru kita mampu melakukannya.
1. Ciri Fiksatif ( fixative property )
2. Ciri Manipulatif ( manipulative property )
3. Ciri Distributif ( distrbutive property )

II. 4 Pengelompokan Media
Perkembangan media pembelajaran mengikuti arus perkembangan teknologi. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah sistem percetakan yang bekerja atas dasar fisik mekanik. Kemudian lahir teknologi audio visual yang menggabungkan penemuan mekanik dan elektronik untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikro-processor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interktif. Media pembelajaran dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu :
1. Media Hasil Teknologi Cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statistis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis.
Ciri-ciri teknologi cetak :
a. Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang.
b. Baik teks maupun visual, keduanya menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.
c. Teks dan visual ditampilkan statis.
d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaandan versepsi visual.

2. Media Hasil Teknologi Audio Visual
Teknologi auduo visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual
Ciri-ciri teknologi media audio visual :
a. Bersifat linear
b. Menyajikan visualisasi yang dinamis
c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatannya.
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan rill atau gagasan abstrak.

3. Media Hasil Teknologi Berbasis Komputer
Teknologi Berbasis Komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-processor.
Ciri-ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer ( baik perangkat keras maupun perangkat lunak ) :
a. Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linear.
b. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang.
c. Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol dan grafik.
d. Prinsip-prinsip ilmu koknitif untuk mengembangkan media ini.

4. Media Hasil Gabungan Teknologi Cetak dan Komputer
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang mengabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.


Ciri-ciri utama teknologi berbasis komputer :
a. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear.
b. Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dngan cara yang direncanakan dan diingnkan oleh perancangnya.
c. Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dngan siswa, dan dibawah pengendalian siswa.
d. Prinsip ilmu koknitif dan konstuktivisme diterapkan dalam pengembangan pelajara.


II. 5 Pengenalan Beberapa Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar, antara lain :
1. Media Grafis
Media grafis termasuk media visual, sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan.pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Banyak jenis media grafis diantaranya:
a. Gambar atau Foto
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar/foto merupakan bahasa yang paling umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana.
• Kelebihan media ini adalah
a. Sifatnya konkret, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal.
b. Dapat memperjelas suatu masalh dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua.
c. Murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya.

• Kelemahan media ini adalah
a. Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indra mata.
b. Ukuranya sangat terbatas untuk kelompok besar
b. Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, maka setiap guru yang baik dapatlah menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab madia ini dibuat langsung oleh guru.

c. Diagram
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada. Diagram pada umumnya berisi petunjuk-petunjuk. Diagram menyaderhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
• Sifat diagram
a. Simbolis dan abstrak, kadang-kadang sulit difahami.
b. Untuk dapat membaca diagram, diperlukan sebuah keahlian khusus dalam bidangnya tentang isi diagram tersebut.
c. Sulit dimengerti
• Ciri-ciri diagram
a. Benar, rapih, dan disertai dngan keterangan yang jelas
b. Cukup besar dan ditempatkan secara strategis
c. Penyusunanya disesuaikan dengan pola baca yang umum, dari atas ke bawah atau dari bawah ke kanan

d. Bagan/Chart
Sepeti halnya media grafis yang lain, bagan atau carta termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila
hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu

memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu persentasi. Pesan yang akan disampaikan biasanya burupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting.
e. Grafik (Graphs)
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali simbol-simbol verbal digunakan pada grafik. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prisip-prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif.
Beberapa macam grafik yang digunakan untuk penyajian visual suatu perbandingan data.
a. Grafik garis (linegraph)
b. Grafik batang

f. Poster
Adalah media yang diharapkan mampu mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster meripakan meia komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan singkat, padat dan impresif, karena ukurannya yang relatif besar.

g. Peta
Berfungsi untuk menyajikan data lokasi. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistam proyeksi.
Fungsi peta adalah :
a. Menyeleksi data
b. Memperlihatkan ukuran
c. Menunjukkan lokasi relatif
d. Memperlihatkan bentuk



h. Globe
Adalah tiruan bola bumi dalam bentuk kecil.
Kegunaan globe adalah :
a. Memperagakan arah rotasi bumi, yaitu dari Barat ke Timur.
b. Memperagakan terjadinya siang dan malam.
c. Menunjukkan bentuk muka bumi yang sebenarnya.
d. Menunjukkan sistem koordinat bola bumi.

i. Papan Tulis
Salah satu media penyajian untuk pembelajaran yang sering digunakan adalah papan tulis dan whiteboard. Keduanya dapat dipakai untuk penyajian tulisan-tulisan atau sket-sket gambar dengan menggunakan kapur atau spidol atau whiteboard, baik yang berwarna maupun tidak berwarna.

j. Papan Flanel
Merupakan media visual yang efektif untuk menyajikan pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula, salah satunya kepada sasaran didik.
• Kelemahan Papan Flanel adalah :
a. Walaupun bahan flanel dapat menempel pada sesamanya, tetapi hal ini tidak menjamin pada bahan yang berat karena dapat lepas bila ditempelkan
b. Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel pada papan flanel tersebut akan berhamburan jauh.

• Kelebihan Papan Flanel adalah :
a. Papan flanel dapat dibuat sendiri oleh guru
b. Dapat dipersiapkan sendiri dengan teliti
c. Dapat memusatkan perhatian siswa

k. Papan Buletin
Papan buletin dan papan maknetik fungsinya adalah menerapkan sesuatu dan memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu
Papan maknetik merupakan papan pamer yang terdiri atas permukaan baja tipis yang dilapisi maknet.
Papan buletin berfungsi sama saja dengan papan maknetik tetapi dapat pula digunakan untuk menampilkan visual tiga dimensi.

• Kelebihan papan buletin adalah :
a. Bermanfaat di ruang manapun tanpa harus ada penyesuaian khusus
b. Pemakaian dapat secara fleksibel membuatat perubahan-peribahan sementara penyajian berlangsung
c. Mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan

• Keterbatasan papan buletin adalah :
a. Penggunaannya hanya pada kelompok kecil
b. Memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
c. Mungkin tidak dianggap penting jika dibandingkan dengan media-media yang diproyeksikan

l. Flip Chart
Adalah lembaran kertas media flip chart berisikan bahan pelajaran yang tersusun rapi dan baik.

m. Akuarium
Adalah sebuah wadah air tetapi secara umum diartikan sebagai wadah atau tempat untuk memelihara berbagai jenis komunitas kehidupan dalam air sejenis ikan, ampibi, tanaman air dll. Yang bertujuan untuk menjlaskan pengetahuan yang berkenaan dengan ilmu alam.

n. Bangun Ruang
Adalah bangun matematika yang mempunyai sisi atau pun volume.

o. Diorama
Adalah gambaran kejadian baik yang mempunyai nilai sejarah atau tidak yang disajikan dalam bentuk mini atau kecil.



p. Herbarium
Adalah koleksi atau contoh tumbuhan yang telah dikeringkan atau diawetkan dan direkatkan pada kertas dengan keterangan tertentu.


2. Teks
Media ini membantu pembelajar fokus pada materi yang disiswai karena pembelajar cukup mendengarkan tanpa melakukan aktivitas lain yang menuntut konsentrasi, serta sangat cocok bila digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi.

3. Audio
Media audio memudahkan dalam mengidentifikasi obyek-obyek, mengklasifikasikan obyek, mampu menunjukkan hubungan spatial dari suatu obyek, membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret. Conto dari media audio ialah radio dan tape recorder.

8
4. Animasi
Media Animasi mampu menunjukkan suatu proses abstrak di mana pengguna ingin melihat pengaruh perubahan suatu variabel terhadap proses tersebut. Namun media Animasi menyediakan suatu tiruan yang bila dilakukan pada peralatan yang sesungguhnya terlalu mahal untuk mendapatkannya atau berbahaya dan berbagai macam kendala lainnya.

5. Video
Video mungkin saja kehilangan detail dalam pemaparan materi karena siswa harus mampu mengingat detail dari scene to scene (per adegan). Umumnya pengguna menganggap belajar melalui video lebih mudah dibandingkan melalui teks sehingga pengguna kurang terdorong untuk lebih aktif di dalam berinteraksi dengan materi. Video
15

memaparkan keadaan riil dari suatu proses, fenomena atau kejadian sehingga dapat memperkaya pemaparan. Video sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotor.
Pengelompokkan media yang banyak dianut oleh para pengelolah pendidikan adalah seperti yang disampaikan oleh Kemp dan Dayton (1985). Oleh mereka, Media Pembelajaran dikelompokkan menjadi 10 kelompok yaitu:
1. Cetak
2. Audio
3. Audio-Cetak
4. Proyeksi Visual Diam (OverHead Transparan/OHT)
5. Proyeksi Visual Diam Dengan Audio
6. Visual Gerak
7. Visual Gerak Dengan Audio
8. Benda
9. Manusia Dan Sumber Lingkungan
10. Komputer



II. 6 Pemilihan Media Pembelajaran
Berdasarkan ketersediaannya media dapat dikelompokkan menjadi Media Jadi (Media By Utilization) dan Media Rancangan (Media By Design) alasan utama seseorang menggunakan media adalah media dapat berbuat lebih dari biasa yang dilakukan. Pemilihan media dilakukan agar penggunaan media dapat mencapai tujuan pembelajaran, maka haruslah dipilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Haruslah diketahui bahwa media merupakan komponen dari keseluruhan sistem pembelajaran. Minimal ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media pengajaran, yaitu:
1. Alasan meililih media, hal ini perlu karena adanya berbagai macam media, ada media yang hanya cocok digunakan untuk menyampaikan informasi tertentu, ada perbedaan karakteristik setiap media, ada perbedaan pemakai, dan perbedaan situasi dan kondisi.

2. Waktu yang tepat memilih media, dilakukan setelah mengetahui tujuan instruksional, sebelum melaksanakan program pengajaran, atau dengan kata lain pada waktu merencanakan program pengajaran.
3. Pemilihan media, dilakukan oleh guru, penyusun desain instruksional seorang profesional dalam kemediaan
4. Cara memilih media, media yang dipilih harus paling baik. Baik dan buruknya media diukur sampai sejauh mana media itu dapat menyalurkan informasi, dan sejauh mana media tersebut dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional.
Adapun dalam memilih media, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
memahami karakteristik setiap media,
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,
sesuai dengan metode pengajaran yang kita gunakan,
sesuai dengan materi yang kita komunikasikan,
sesuai dengan keadaan siswa,
sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan, kemudahan memperoleh media,
sesuai keterampilan guru dalam menggunakannya,
ketersediaan waktu dalam menggunakannya,
sesuai dengan taraf berpikir siswa.


II. 7 Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Ditegaskan oleh Danim (1995:1) bahwa hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas pengunaan alat bantu atau media dalam proses belajar mengajar di kelas, terutama dalam hal pengingkatan prestasi siswa. Terbatasnya media yang dipergunakan dalam kelas diduga merupakan salah satu penyebab lemahnya mutu belajar siswa.
Dengan demikian penggunaan media dalam pengajaran di kelas merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat dipahami mengingat proses belajar yang dialami siswa tertumpu pada berbagai kegiatan menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup di masa sekarang dan masa akan datang. Salah satu upaya yang harus

ditempuh adalah bagaimana menciptakan situasi belajar yang memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan menggerakkan segala sumber belajar dan cara belajar yang efektif dan efisien.
Sasaran dari penggunaan media adalah agar anak didik mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi yang lain yang berguna dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan kepada mereka.
Tiga kemungkinan yang terjadi dalam peng-evaluasi-an dari penggunaan media pembelajaran, yaitu :
1. Apabila media yang digunakan terdapat sesuatu kekurangan maka kemungkinan media tersebut akan dimodifikasi.
2. Apabila media yang digunakan sama sekali tidak menghasilkan tujuan dari apa yang diinginkan, maka akan dilakukan perombakan total terhadap penggunaan media tersebut.
3. Apabila media yang dipergunakan telah mencapai tujuan yang diinginkan maka media tersebut dianggap baik dan dapat dipertahankan.


II.8 Posisi Media Pembelajaran
Bruner (1966) mengungkapkan ada tiga tingkatan utama modus belajar, seperti: enactive (pengalaman langsung), iconic (pengalaman ictorial atau gambar), dan symbolic (pengalaman abstrak). Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan serta perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena adanya interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang telah dialami sebelumnya melalui proses belajar. Sebagai ilustrasi misalnya, belajar untuk memahami apa dan bagaimana mencangkok. Dalam tingkatan pengalaman langsung, untuk memperoleh pemahaman pebelajar secara langsung mengerjakan atau membuat cangkokan. Pada tingkatan kedua, iconic, pemahaman tentang mencangkok dipelajari melalui gambar, foto, film atau rekaman video. Selanjutnya pada tingkatan pengalaman abstrak, siswa memahaminya lewat membaca atau mendengar dan mencocokkannya dengan pengalaman melihat orang mencangkok atau dengan pengalamannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam proses belajar mengajar sebaiknya diusahakan agar terjadi variasi aktivitas yang melibatkan semua alat indera pebelajar. Semakin banyak alat indera yang terlibat untuk menerima dan mengolah informasi (isi pelajaran), semakin besar kemungkinan isi pelajaran tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan pebelajar. Jadi agar pesan-pesan dalam materi yang disajikan

dapat diterima dengan mudah (atau pembelajaran berhasil dengan baik), maka pengajar harus berupaya menampilkan stimulus yang dapat diproses dengan berbagai indera pebelajar. Pengertian stimulus dalam hal ini adalah suatu “perantara” yang menjembatani antara penerima pesan (pebelajar) dan sumber pesan (pengajar) agar terjadi komunikasi yang efektif.
Media pembelajaran merupakan suatu perantara seperti apa yang dimaksud pada pernyataan di atas. Dalam kondisi ini, media yang digunakan memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Misalnya alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi visual atau verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Sehingga alat bantu yang banyak dan sering digunakan adalah alat bantu visual, seperti gambar, model, objek tertentu, dan alat-alat visual lainnya. Oleh karena dianggap sebagai alat bantu, guru atau orang yang membuat media tersebut kurang memperhatikan aspek disainnya, pengembangan pembelajarannya, dan evaluasinya.
Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media pembelajaran memainkan peran yang cukup penting untuk mewujudkan kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang efisien). Dengan kehadiran media pembelajaran maka posisi guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator. Bahkan pada saat ini media telah diyakini memiliki posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pebelajar.



II.9 KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru dan teknologi), media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, yang mengarah kepada pembuatan taksonomi media pendidikan/pembelajaran.
Usaha-usaha ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli. Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording). Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.


Pengelompokan menurut tingkat kerumitan perangkat media, khususnya media audio-visual, dilakukan oleh C.J Duncan, dengan menyususn suatu hirarki. Dari hirarki yang digambarkan oleh Duncan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat hirarki suatu media, semakin rendah satuan biayanya dan semakin khusus sifat penggunaannya. Namun demikian, kemudahan dan keluwesan penggunaannya semakin bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika suatu media berada pada hirarki paling rendah. Schramm (dalam Sadiman, dkk., 1986) juga melakukan pegelompokan media berdasarkan tingkat kerumitan dan besarnya biaya. Dalam hal ini, menurut Schramm ada dua kelompok media yaitu big media (rumit dan mahal) dan little media (sederhana dan murah). Lebih jauh lagi ahli ini menyebutkan ada media massal, media kelompok, dan media individu, yang didasarkan atas daya liput media.
Beberapa ahli yang lain seperti Gagne, Briggs, Edling, dan Allen, membuat taksonomi media dengan pertimbangan yang lebih berfokus pada proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang sifat medianya sendiri. Gagne misalnya, mengelompokkan media berdasarkan tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya. Menurutnya, ada 7 macam kelompok media seperti: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar.
Briggs mengklasifikasikan media menjadi 13 jenis berdasarkan kesesuaian rangsangan yang ditimbulkan media dengan karakteristik siswa. Ketiga belas jenis media tersebut adalah: objek/benda nyata, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2002) membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu: media tradisional dan media teknologi mutakhir. Pilihan media tradisional berupa media visual diam tak diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak, permainan, dan media realia. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa media berbasis telekomunikasi (misal teleconference) dan media berbasis mikroprosesor (misal: permainan komputer dan hypermedia).




Dari beberapa pengelompokkan media yang dikemukakan di atas, tampaknya bahwa hingga saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi (sistem taksonomi) media yang baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media yang berlaku umum dan mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Atau memang tidak akan pernah ada suatu sistem klasifikasi atau pengelompokan yang sahih dan berlaku umum. Meskipun demikian, apapun dan bagaimanapun cara yang ditempuh dalam mengklasifikasikan media, semuanya itu memberikan informasi tentang spesifikasi media yang sangat perlu kita ketahui. Pengelompokan media yang sudah ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu.
bingkai, film (16 mm), film rangkai, televisi, dan gambar (grafis).
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, Arsyad (2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media hasil teknologi berbasis komputer,
II.10 KARAKTERISTIK BEBERAPA JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai (Sadiman, dkk., 1990). Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. Kemp, 1975, (dalam Sadiman, dkk., 1990) juga mengemukakan bahwa karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu.
Gerlach dan Ely mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut (Arsyad, 2002) adalah: a) ciri fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek; b) ciri manipulatif, yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapse recording). Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut; c) ciri distributif, yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.



Berdasarkan uraian sebelumnya, ternyata bahwa karakteristik media, klasifikasi media, dan pemilihan media merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Banyak ahli, seperti Bretz, Duncan, Briggs, Gagne, Edling, Schramm, dan Kemp, telah melakukan pengelompokan atau membuat taksonomi mengenai media pembelajaran. Dari sekian pengelompokan tersebut, secara garis besar media pembelajaran dapat diklasifikasikan atas: media grafis, media audio, media proyeksi diam (hanya menonjolkan visual saja dan disertai rekaman audio), dan media permainan-simulasi. Arsyad (2002) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi empat kelompok berdasarkan teknologi, yaitu: media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Masing-masing kelompok media tersebut memiliki karakteristik yang khas dan berbeda satu dengan yang lainnya. Karakteristik dari masing-masing kelompok media tersebut akan dibahas dalam uraian selanjutnya.
Media grafis. Pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini merupakan penyampaian pesan lewat simbul-simbul visual dan melibatkan rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki adalah: bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta

menggunakannya, terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbul-simbul verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat interpretatif.
Media audio. Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbul-simbul auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).
Media proyeksi diam. Beberapa jenis media yang termasuk kelompok ini memerlukan alat bantu (misal proyektor) dalam penyajiannya. Ada kalanya media ini hanya disajikan dengan penampilan visual saja, atau disertai rekaman audio. Karakteristik umum media ini adalah: pesan yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek -obyek secara diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual, praktis dipergunakan untuk semua ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktek secara terpadu, menggunakan teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian tertentu (terutama pada jenis media film), dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang, dihentikan, dsb., sesuai dengan kebutuhan.






Media permainan dan simulasi. Ada beberapa istilah lain untuk kelompok media pembelajaran ini, misalnya simulasi dan permainan peran, atau permainan simulasi. Meskipun berbeda-beda, semuanya dapat dikelompkkan ke dalam satu istilah yaitu permainan (Sadiman, 1990). Ciri atau karakteristik dari media ini adalah: melibatkan pebelajar secara aktif dalam proses belajar, peran pengajar tidak begitu kelihatan tetapi yang menonjol adalah aktivitas interaksi antar pebelajar, dapat memberikan umpan balik langsung, memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran ke dalam situasi nyata di masyarakat, memiliki sifat luwes karena dapat dipakai untuk berbagai tujuan pembelajaran dengan mengubah alat dan persoalannya sedikit saja, mampu meningkatkan kemampuan komunikatif pebelajar, mampu mengatasi keterbatasan pebelajar yang sulit belajar dengan metode tradisional, dan dalam penyajiannya mudah dibuat serta diperbanyak.






BAB III
PENUTUP

III. 1 Kesimpulan
Ada beberapa batasan atau pengertian tentang media pembelajaran yang disampaikan oleh para ahli. Dari batasan-batasan tersebut, dapat dirangkum bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
Dalam awal perkembangannya, media memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media adalah bagian integral dari proses belajar mengajar. Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang efisien). Dengan kata lain, bahwa posisi guru sebagai fasilitator dan media memiliki posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pebelajar.
Berdasarkan atas beberapa fungsi media pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar terhadap alat-alat indera. Penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman dan retensi yang lebih baik terhadap isi pelajaran. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa pebelajar ke dalam suasana rasa senang dan gembira, di mana ada keterlibatan emosianal dan mental. Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat mereka belajar dan kondisi pembelajaran yang lebih “hidup”, yang nantinya bermuara kepada peningkatan pemahaman pebelajar terhadap materi ajar. Jadi, sasaran akhir penggunaan media adalah untuk memudahkan belajar, bukan kemudahan mengajar (Degeng, 2001).
Usaha-usaha ke arah pembuatan sistem taksonomi media pembelajaran telah dilakukan oleh para ahli dengan dasar pertimbangannya masing-masing. Duncan dan Scrhamm mengelompokkan media berdasarkan kerumitan dan biayaya. Sedangkan Gagne, Briggs, Edling, dan Allen, membuat taksonomi media dengan pertimbangan yang lebih berfokus pada proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang sifat medianya sendiri. Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual, dan gerak. Klasifikasi berdasarkan pemanfaatan dan perkembangan teknologi dilakukan oleh Arsyad dan Seels & Glasgow. Walaupun demikian, belum ada taksonomi media yang baku, berlaku umum dan mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Pengelompokan media yang sudah ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa
dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu.



Setiap jenis media memiliki karakteristiknya yang khas, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi (misalnya dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai, menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera, dan petunjuk penggunaannya untuk mengatasi kondisi pembelajaran). Secara umum media pembelajaran memiliki tiga karakteristik atau ciri yaitu: a) ciri fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek; b) ciri manipulatif, yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu.; c) ciri distributif, yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.

III. 2 Saran
Dalam proses pembelajaran diperlukan kreativitas dan inovasi yang terus menerus. Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh guru melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang menarik, membangkitkan keingintahuan pada siswa, memotivasi siswa dalam berpikir kreatif dan merangsang untuk menemukan hal-hal baru pada guru maupun siswa. Sebagai tugas pokok guru adalah merangsang terciptanya proses pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan serta efektif dan efisien di kelas. Sehingga sasaran dan target dari kebijakan pendidikan dapat tercapai dan dapat diwujudkan seperti yang diamanatkan dalam Tujuan Pendidikan Nasional.